RI- Forum Aktivis Lintas Generasi mendesak pemerintahan Jokowi-Jk segera meluruskan kiblat bangsa dengan kembali ke UUD 1945 dan Pancasila untuk mewanti-wanti meluasnya gerakan cabut atau tarik mandat.
"Mayoritas forum menyetujui tarik mandat, namun forum masih memberikan waktu kepada Pemerintahan Jokowi-JK untuk memperbaiki kondisi bangsa dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia yang makin mengalami pemiskinan massif dan marginalisasi social ekonomi", kata Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Beny Pamula saat membacakan "PETISI KEPRIHATIANAN RAKYAT INDONESIA" didampingi Ketua Umum Perhimpunan Gerakan Keadilan (PGK) Bursah Zarnubi, Ketua Umum DPP Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Ali Mahsun, Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Ni Made Betriani Saraswati, Direktur Institut Ekonomi Politik Soekarno Hatta (IEPSH) M. Hatta Taliwang, Bendahara Umum PB HMI Bambang Pria Kusuma, di Kantor PGK Jl. Tebet Timur Dalam No. 43 Jakarta Rabu (22/7).
Forum Aktivis Lintas Generasi menilai, Pemerintahan Jokowi-JK selama delapan bulan ini menunjukkan bahwa janji kampanye untuk mewujudkan Trisakti dan Nawacita, ternyata hanya retorika hampa makna. Lebih dari itu, Pemerintahan Jokowi-JK berpotensi melanggar konstitusi, antara lain dengan kebijakan melepas harga BBM ke mekanisme pasar bebas yang bertentangan dengan Keputusan Mahkamah Konstitusi. Negara sudah takluk kepada Korporasi Asing dengan member izin perpanjangan khusus ke PT. Freeport dengan menyalahi Udnang-undang. Bersamaan dengan itu, Pemerintahan Jokowi-JK akan menyingkirkan pedagang kaki lima (PKL) dari Kawasan Wisata diseluruh Indonesia, serta menyebabkan kemiskinan missal pada sektor buruh, nelayan dan petani.
Mencermati situasi terakhir, Forum Aktivis Lintas Generasi menyatakan, Pemerintahan Jokowi-JK gagal menjaga keamanan dan ketertiban umum, serta kerukunan umat beragama dengan kasus terakhir Insiden Tolikara, Papua.
Melalui Petisi ini, Forum Aktivis Lintas Generasi menyindir Pemerintahan Jokowi-JK memiliki prestasi luar biasa, yaitu lakukan percepatan penambahan hutang, padahal janjinya mewujudkan kemandirian. Hingga hari ini hutang Negara dan Swasta mencapai Rp. 4030 trilyun, dimana sebagian besar hutang tersebut berwujud Dollar AS yang menyebabkan kurs rupiah terus menerus melemah.
Selain itu, Petisi ini menyoroti janji-janji Jokowi-JK saat kampanye yang kini mereka ingkari. Saat kampnye berjanji untuk membentuk Kabinet Ramping dan Profesional, akan tetapi janji itu diluluhlantahkan Jokowi-JK sendiri, sehingga yang muncul adalah Kabinet tidak bekerja untuk kepentingan rakyat.
Forum Aktivis Lintas Generasi menyoroti jumlah penduduk miskin yang meningkat tajam, dan index GINI mencapai 0,43 sebagai indikasi bahwa kesenjangan antara yang kaya dan miskin semakin melebar dengan tajam. Fakta-fakta tersebut ditangkap oleh Forum Aktivis Lintas Generasi sebagai bagian dari keresahan rakyat yang sudah tidak dapat lagi diartikulasikan melalui Partai Politik, Parlemen, dan Pemerintah.
Petisi Keprihatinan Rakyat Indonesia ditanda tangani oleh 47 aktivis lintas generasi, mulai dari aktivis senior seperti Bursah Zarnubi, Bambang Wiwoho, M. Hatta Taliwang, Ariady Achmad, Laode Ida, Djoko Edhi Abdurrrahman, Herdi Sahrasad, Marwan Batubara, Ali Mahsun, Abdul Malik, dan Agus Edy Santoso, hingga aktivis muda dari berbagai organisasi mahasiswa dan pemuda seperti Beny Pamula, Ketua Umum DPP IMM, Ni Made Brhariani Saraswati, Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia, Karman, Ketua Umum GPII, Lidya Natalia Sartono, Ketua Presidium PP PMKRI, dan Bambang Pria Kusuma, Bendahara Umum PB HMI. (04/ali)