Ketua Forum Rektor PTKIN, Prof. Dr. Dede Rosyada, MA mengatakan, peserta PTKIN saat ini jumlahnya sangat signifikan dan antusiasme peserta untuk menuntut ilmu di PTKIN semakin tinggi. "Presentasinya sangat tinggi dan expektasi terhadap prodi keagamaan semakin meningkat. Ini terlihat dari meningkatkannya prodi agama yang mendapatkan apresiasi yang sangat baik dari masyarakat", kata Dede di kawasan Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta, Sabtu (29/04/2017).
Dede mengungkapkan, hingga akhir penutupan pendaftaran 7 April 2017 lalu, jumlah siswa yang mendaftar mencapai 157.039. "Jumlah ini meningkat sebesar 21,4 persen dibanding tahun 2016 yang sebesar 129.327 siswa pendaftar", ujarnya.
Pada kesempatan sama, Ketua Umum SPAN-UM PTKIN 2017, Prof. Dr. H. Abd Ala, M.Ag mengatakan, animo yang besar dari siswa untuk mendaftar ini menunjukkan kepercayaan yang besar mereka kepada PTKIN sebagai tempat menuntut ilmu di perguruan tinggi. Ketertarikan peserta juga dipengaruhi dengan adanya perubahan sejumlah IAIN (Intitute Agama Islam Negeri) menjadi UIN (Universitas Islam Negeri).
"Daya tarik UIN ini terbukti dari lima PTKIN favorit yang dipilih pendaftar berstatus Universitas Islam Negeri. Kelima UIN itu adalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dan UIN Sunan Ampel Surabaya", ungkap Abd Ala.
Lebih lanjut, Abd Ala mengatakan, untuk program studi favorit pilihan siswa, prodi ekonomi syariah dan Perbankan syariah masih menjadi pilihan utama. Terbukti hampir di semua PTKIN yang memiliki prodi ekonomi syariah dan perbankan syariah terjadi persaingan yang ketat untuk memperebutkan kuota yang ditawarkan.
"Persaingan paling ketat terjadi di prodi perbankan syariah UIN Syarif Hidayatullah. Sementara prodi ekonomi syariah UIN Sunan Ampel menjadi pilihan favorit berdasarkan pilihan pertama siswa", ujarnya.
Sementara Sekretaris Panitia Pusat SPAN UM PTKIN 2017, Dr. Maftukhin, M.Ag memaparkan, untuk bisa mengikuti ujian masuk (SPAN UM PTKIN) ini setiap siswa harus mendaftar terlebih dahulu secara online di lamam www.um-ptkin.ac.id untuk mendapatkan slip instruksi pembayaran. Selanjutnya siswa membayar biaya pendaftaran ke Bank BNI sebagai bank mitra yang pembayarannya dapat dilakukan melalui keagenan Bank BNI. Pembayaran juga bisa di seluruh jaringan ATM bersama dan menggunakan BNI virtual account.
Selain jalur seleksi prestasi akademik (SPAN), terdapat juga jalur ujian masuk (UM-PTKIN) yang pendaftarannya dimulai tanggal 10 April hingga 10 Mei 2017 rmendatang.
"Untuk jalur ujian masuk ini disediakan kuota sebanyak 39.388 kursi. Proses seleksi jalur ini diperuntukkan bagi mereka yang lulus sekolah tahun 2015, 2016, dan 2017. Untuk biaya mengikuti tes jalur ini setiap peserta dikenakan biaya sebesar Rp. 200.000 (dua ratus ribu rupiah)", jelasnya.
Hasil seleksi melalui jalur SPAN akan diumumkan pada tanggal 1 Mei 2017. Para siswa pendaftar bisa melihat hasil pengumumannya di laman www.span-ptkin.ac.id . Hasil pengumuman juga bisa dilihat di laman masing masing PTKIN yang dipilih saat mendaftar.
Maftukhin mengatakan, untuk tahun ini panitia memberikan pilihan tipe ujian yang berbasis computer selain ujian berbasis kertas. Terkait kuota peserta yang akan disediakan, pihak panitia menyediakan sebanyak 1500 yang bisa dilakukan di 15 PTKIN yang telah ditunjuk. Sedangkan untuk pelaksanaan ujian dilakukan pada tanggal 23 Mei 2017 dan hasil ujian akan diumumkan pada tanggal 19 Juni 2017.
Sementara terkait Alokasi beasiswa bidikmisi, tahun ini panitia menyediakan kuota nasional sebanyak 7000. Bagi siswa yang mengajukan beasiswa bidikmisi harus memenuhi syarat secara administrasi dan verikasi faktual begitu dinyatakan lulus tes masuk PTKIN.
Dalam hal pendaftar peserta PTKIN ini, panitia SPAN UM PTKIN tidak membatasi bagi siapa saja yang ingin mendaftar dan menuntut ilmu di perguruan tinggi (PTKIN).
"PTKIN terbuka buat kalangan, golongan apa saja, dan agama lain pun dipersilahkan. Karena semua manusia berhak berdasarkan Hak Asasi Manusia (HAM) mendapatkan pendidikan dan menuntut ilmu dimana saja, kapan saja", ujar Ketua Forum Rektor PTKIN menambahkan. (bud/ton)