Anak
muda merupakan salah satu generasi yang berisiko tinggi dan rentan terhadap
infeksi menular seksual serta kehamilan tidak direncanakan. Survey yang
dilakukan oleh DKT Indonesia pada tahun 2019 yang
melibatkan 500 responden anak muda berusia 15 – 24 tahun di tujuh kota besar
Indonesia mengungkapkan bahwa 70% dari mereka sudah pernah melakukan kontak
fisik mulai dari berpegangan tangan dan berpelukan, hingga 19% dari mereka
mengaku pernah melakukan hubungan seksual[1].
Melihat fenomena tersebut, Fiesta Condoms selaku
brand kesehatan reproduksi terdepan di Indonesia berkolaborasi dengan Berani Berencana menyelenggarakan webinar dengan tema “Apa Perlu Bercinta, Biar Cinta?”.
Brand Manager Fiesta Condoms, David Dwi Santoso
mengungkapkan “Webinar ini bertujuan untuk mengedukasi anak muda Indonesia
mengenai pentingnya consent atau persetujuan dalam sebuah hubungan
percintaan serta pentingnya perilaku hidup sehat. Bicara masalah romance, gen z
punya keunikan tersendiri dibandingkan dengan generasi lainnya. Akan tetapi, masih banyak
anak muda Indonesia yang belum
mengerti pentingnya kesehatan reproduksi dalam sebuah
relationship serta belum bisa
membedakan antara cinta dan nafsu sehingga beberapa dari mereka seringkali
terjebak dalam hubungan yang toxic. Untuk itu, kami ingin memberikan insight guna mengatasi problema relationship bagi kaum gen
z”.
Zoya Amirin, M.Psi., FIAS. selaku Clinical Sexologist
yang menjadi narasumber dalam webinar ini menjelaskan “Ketika jatuh cinta, ada
tiga komponen yang bermain serta menggambarkan berbagai aspek cinta yang
berbeda yang disebut oleh Robert J Sternberg sebagai The Triangular Theory
of Love, antara lain intimacy: perasaan kedekatan,
keterhubungan, dan keterikatan dalam hubungan cinta termasuk di dalamnya
perasaan yang menimbulkan pengalaman kehangatan dalam hubungan cinta; passion:
gairah mengacu pada dorongan yang mengarah pada romansa, ketertarikan
fisik, penyempurnaan seksual, dan fenomena terkait dalam hubungan cinta; serta commitment:
dalam jangka pendek menyangkut keputusan bahwa seseorang mencintai satu sama
lain, dan dalam jangka panjang, merupakan bentuk komitmen seseorang untuk mempertahankan
cinta itu”.
“Idealnya, cinta yang sehat memiliki
tiga komponen tersebut. Tiga komponen cinta berinteraksi satu sama lain:
Misalnya, keintiman yang lebih besar dapat menyebabkan gairah atau komitmen
yang lebih besar, seperti halnya komitmen yang lebih besar dapat mengarah pada
keintiman yang lebih besar, atau dengan kemungkinan yang lebih kecil, gairah
yang lebih besar” Ujar Zoya Amirin menambahkan.
Zola Yoana, Certified Matchmaker & Relationship Science-Based Coach dalam webinar Fiesta Condoms menjelaskan “Cinta adalah perasaan kuat antara attachment, affection, dan desire. Namun terkadang seringkali kita susah membedakan nafsu dan cinta. Ketika seseorang jatuh cinta pasti selalu ada desire dan dorongan seksual dengan sesama pasangan. Namun ketika menjalin hubungan yang sudah didominasi dengan perasaan seksual, biasanya akan lebih cenderung untuk memprioritaskan keinginan untuk seksual”.
“Untuk
itu, sebaiknya apabila kamu mulai menjalin hubungan, lebih baik pertama kenali
orangnya secara lebih dekat, dimulai dengan cari tahu life value dan
kesamaan visi misi kehidupan kamu sejalan atau tidak, baru pengenalan tentang
seksual compabitility terakhir” Ujar Zola
menambahkan.
Pada saat
bercinta dan jatuh cinta, hormon yang bekerja dalam tubuh didominasi oxytocin, vasopressin
dan juga dopamine. Hormon tersebut membuat kita tidak bisa memilih dengan siapa
kita jatuh cinta dan juga hasrat di dalam diri kita. Jadi yang bisa kita
kontrol adalah bagaimana reaksi/action yang harus kita lakukan ketika
jatuh cinta.
“Poin
pentingnya adalah bahwa apapun tindakan yang dilakukan, kamu harus melakukannya
karena pilihan, tindakan yang kamu buat sendiri dengan kesadaran penuh akan
konsekuensinya. Dengan cara ini, kamu akan lebih mampu membangun tanggung jawab
pribadi. Dan jangan pernah melakukan hubungan seksual sebelum siap secara emosi
atau fisik. Kalaupun memang memutuskan untuk sexually active, selalu
praktekkan safe sex ketika melakukan hubungan seksual dengan menggunakan
kondom sebagai satu-satunya kontrasepsi yang juga melindungi kamu dari infeksi
menular seksual” pesan Zoya Amirin.
“Dengan adanya webinar ini, kita
ingin menginspirasi generasi muda bahwa ternyata cinta tidak perlu dibuktikan dengan bercinta. Selain
itu, merupakan hak dan tanggung jawab dari masing-masing pihak untuk menjaga
kesehatan seksual reproduksi dengan memilih perilaku seks aman dan sehat dimana
salah satunya dengan penggunaan kondom” Ujar Brand Manager Fiesta
Condoms menutup.
[1] Download survey lengkap pada link
berikut: https://dktindonesia.org/wp-content/uploads/2020/09/DKT-200921-YOUTH_sent-to-DKT.pdf
0 komentar:
Posting Komentar