SEJUMLAH TALENTA REMAJA DUNIA IKUT AKSI KEMANUSIAAN YAYASAN MARIA MONIQUE LASTWISH

 

Laetitia Purawinata membuat usaha penjualan barang2 preloved untuk support YMM Lastwish

 

Jakarta, 23 April 2024, radarindonesia.com

 

Sejumlah talenta muda dari beberapa negara di dunia turut mendukung dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan yang diinisiasi dan  diselenggarakan oleh Yayasan Maria Monique Lastwish (YMM Lastwish).

 

Organisasi amal kemanusiaan yang didirikan pada tahun 2007 tersebut bertujuan untuk memberikan bantuan kepada anak-anak berkebutuhan khusus, termasuk mereka yang mengidap penyakit kronis dan akut, kata pendiri YMM Lastwish Natalia Tjahja.

 

“YMM Lastwish mempunyai program charity yang dinamakan, ‘Charity songs for the world’. Program charity ini memberikan lagu tanpa tuntutan royalty, karena tujuannya adalah untuk meninggalkan legacy bagi banyak orang,” tuturnya.

 

 

Natalia menguraikan keterlibatan para remaja berbakat dalam kegiatan amal yayasan tersebut diawali oleh Beam Voranan Bhirombhakdi dari Thailand yang saat itu berusia 12 tahun. Ada sebanyak 13 Remaja dunia beraksi sosial untuk YMM Lastwish. ” Tuhan yg kirim 13 remaja ini” ujar Natalia, pendiri YMM Lastwish.

 

 

“Beam Voranan (Thai Idol) adalah putri dari pasangan Voravud Bhirombhakdi, yakni generasi keempat dari Singha Group dan Nandhamalee Bhirombhakdi, yang merupakan managing director Cavallino Motors Ferrari Thailand. Kakek Beam adalah Nandhamalee yang merupakan Pangeran Chakraband Pensiri, yaitu keturunan dari Raja Rama keempat dari Kerajaan Thailand,” jelasnya. ” Kakek dari Nandhamalee adalah Prince Cakraband Pensiri.

 

Natalia melanjutkan, pada tahun 2019, Beam Voranan (Thai Idol) merekam lagu ‘Wheels to Heal’ untuk mendukung Boccia Asian Para Games 2018. Setelah itu, Beam Voranan (Thai Idol) merekam lagi lagu ‘Wheels to Heal’ versi Thailand untuk mendukung Boccia Asean Para Games 2022. “Sekarang ini Beam merupakan salah satu Thai Idol,” ujarnya.

 

 

“Wheels to Heal” adalah salah satu lagu nonprofit yang saya ciptakan, baik lirik maupun melodinya, di tahun 2011,” imbuh Natalia.

 

Program charity songs tersebut, lanjutnya, sampai terdengar di telinga remaja asal Jepang, Yukina Mebuki, yang juga melakukan rekaman lagu ‘Wheels to Heal’ dengan versi Jepang.

 

Remaja Jepang itu tak hanya menyanyi. Natalia bahkan memberikan kesempatan kepada Yukina untuk mengaransir lagu nonprofit berjudul “The Greatest Love of APSF” yang diluncurkan oleh Raja Kamboja Norodom Sihamoni di Siem Riep saat  membuka Asean Para Sports Federation (APSF) pada 3 Juni 2023 di ibu kota Phnom Penh.

 

“Lagu The Greatest Love of APSF adalah lagu anthem untuk Asean Para Sports Federation. Lagu ini mengiringi pengibaran bendera APSF di setiap acara pembukaan Asean Para Games,” ujar Natalia, seraya menambahkan, iringan biola lagu anthem APSF tersebut dipercayakan kepada kakak beradik asal Indonesia,  Jaythaneal Skylar Sutrisno dan Jadrianna Aletta Sutrisno, yang akrab disapa Jaythan dan Jady dan saat ini bersekolah di Jakarta Intercultural School.

 

“Kita sangat senang bisa berpartisipasi sebagai violinist dalam lagu nonprofit berjudul ‘The Greatest Love of APSF’. Kami juga sisakan uang saku kami untuk berdonasi secara rutin,” ujar Jaythan dan Jady.

 

Seorang pemain biola muda Indonesia lainnya yang kini menetap di Kamboja, Nazira Elma Zenas, juga tak ketinggalan berpartisipasi dalam acara charity peragaan busana (fashion show) atlet dan remaja difabel yang digelar YMM Lastwish.

 

Elma juga mengumpulkan donasi dari masyarakat Indonesia yang tinggal di Kamboja untuk mendukung kegiatan kemanusiaan YMM Lastwish.

 

Kegiatan charity ini juga menginspirasi remaja Indonesia lainnya, Richard Saidbun, yang merupakan direktur produksi perusahaan sepatu Bocorocco, dan tak segan untuk mendonasikan pendapatannya bagi anak-anak berkebutuhan khusus secara rutin.

 

“Saya senang bisa menyanyi di depan Presiden Jokowi dan para presiden Paralympic mancanegara,” ujar Ricardo, yang menyanyikan lagu S for E. “S for E” adalah lagi nonprofit Natalia yang dibuat untuk lagu tema Asean Para Games 2022 di Solo, Jawa Tengah.

 

Kaum muda lainnya yang ikut beramal kemanusiaan dalam kegiatan YMM Lastwish adalah Tristan Purawinata, dan adiknya, Laetitia Purawinata.

 

Tristan berpartisipasi dalam program charity “Wheelchair Basketball” atau bermain basket memakai kursi roda bersama para difabel, sementara Laetitia yang bersekolah di Amerika Serikat membuat usaha penjualan barang-barang  preloved secara online yang dia namakan “The Luxe Closet”.

 

 

“Hasil yang saya dapatkan dari penjualan The Luxe Closet saya gunakan untuk  men-suppport Yayasan Maria Monique Lastwish” ujar Tisha, panggilan akrab Laetitia.

 

Selain mereka, ada Thania yang memiliki talenta menyanyi dengan tembangnya, “Malaikatku” dan “Dancing Go Go Go” yang juga mendukung aksi-aksi amal YMM  Lastwish, serta Daniella Renatta Citra, Citta Ramli, dan Warren G Sebastian.

 

“Saya senang mendapat kesempatan menjadi chef dalam program charity Asia Cooking Journeys YMM Lastwish, dengan menyediakan makanan lezat untuk para tenaga medis di saat pandemi,” ujar Daniella.

 

Sementara itu, Citta yang merupakan presiden komunitas para siswa di Nusantara Global School di Jakarta pun menyatakan “siap menjadi MC untuk acara charity YMM Lastwish.

 

Warren pun tak mau terlewat. “Saya ingin ikut jejak papa saya untuk mendukung YMM Lastwish sejak 2009,” ujarnya yang secara rutin menyisihkan uang sakunya untuk YMM Lastwish.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *