Bandar Lampung, 6 April 2025, radarindonesia.com
Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Provinsi Lampung (AMP3L) mendatangi Mapolda Lampung, menyampaikan pemberitahuan awal dan permohonan kepada Polda Lampung dan jajaran untuk memberikan kenyamanan dan ketentraman bagi mahasiswa yang menjalani pendidikan di Universitas Malahayati, Kota Bandar Lampung, Minggu (6/04/2025).
Koordinator AMP3L Abdillah Rizaky menyampaikan kepada awak media dalam siaran pers nya di Mapolda Lampung, bahwa kedatangan dirinya bersama rekan-rekan lain ke Polda Lampung malam ini adalah untuk menyampaikan pemberitahuan dan permohonan pengamanan.
“Alhamdulillah malam ini kami dari Aliansi Masyarakat Peduli Pendidikan Provinsi Lampung, telah menyampaikan pemberitahuan dan permohonan pengamanan kami terkait proses belajar dan mengajar di Universitas Malahayati,” ujar Reza panggilan akrab Koordinator Aliansi itu.
Adapun alasan AMP3L mengajukan permohonan pengamanan ke polda Lampung, karena adanya informasi akan ada pengerahan massa.
“Kenapa hal ini kami lakukan, karena kami mendapatkan informasi bahwa akan ada pengerahan massa di Universitas Malahayati untuk menduduki Universitas tersebut, yang menurut pandangan kami itu akan menggangu kenyamanan dan ketentraman dalam proses belajar mengajar di Universitas Malahayati tersebut,” terang Reza.
Selain itu, Reza juga meminta kepada pihak Universitas Malahayati yang berkonflik agar memikirkan nasib ribuan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Universitas Malahayati.
“Kepada pihak yang berkonflik, tolong pikirkan nasib dan masa depan mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Universitas Malahayati tersebut, jangan sampai konflik ini meluas dalam artian jangan sampai konflik keluarga justru meluas ke konflik masyarakat Lampung dengan membenturkan masyarakat Lampung dengan masyarakat Lampung itu sendiri. Kami mohon jangan lakukan itu,” ucap Reza.
Reza juga meminta kepada Rusli Bintang agar menyelesaikan konflik internal keluarga terkait pengelolaan management Universitas Malahayati dengan tetap menjaga keamanan dan kenyamanan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Universitas tersebut.
“Kepada bapak Rusli Bintang, kami mohon selesai konflik internal di keluarga bapak tapi tolong jaga keamanan dan kenyamanan para mahasiswa dan para pendidik yang sedang melakukan proses belajar mengajar di Universitas Malahayati ini,” tambah Reza.
Lebih lanjut Reza juga meminta kepada Rusli Bintang untuk melakukan musyawarah guna penyelesaian konflik terkait pengelolaan Universitas Malahayati.
“Kami AMP3L sudah mendengar bahwa sudah banyak unsur masyarakat Lampung seperti tokoh masyarakat, tokoh adat, Aparat Penegak Hukum yang ingin memfasilitasi kedua belah pihak untuk bermusyawarah dalam penyelesaian konflik tersebut, untuk itu kami mohon agar itu dilaksanakan agar konflik ini tidak semakin meluas yang akibatnya bukan hanya mahasiswa yang dirugikan namun masyarakat Lampung juga akan kena imbasnya, apalagi jika sampai Universitas Malahayati dibekukan oleh Kemendikti, bagaimana nasib 7000 mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Universitas Malahayati tersebut.” Tandas Reza.
Ditempat yang sama, Pebi, salah satu anggota AMP3L mengatakan kegelisahan para keluarga mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Universitas Malahayati terkait adanya konflik pengelolaan management Universitas Malahayati Lampung.
“Berangkat dari kegelisahan kami selaku keluarga dari mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Universitas Malahayati, dengan adanya konflik internal keluarga terkait pengelolaan management Universitas Malahayati, yang pasti akan berdampak pada keberlangsungan pendidikan para mahasiswa pada khususnya dan kami sebagai keluarga para mahasiswa jika sampai Universitas Malahayati mendapatkan sangsi dari pemerintah,” ujar Pebi.
Selain itu menurut Pebi, kenyamanan dan ketentraman warga masyarakat disekitar Universitas Malahayati tersebut pasti akan terganggu jika sampai adanya konflik dengan pengerahan massa.
“Sebagai warga yang berada disekitar Universitas Malahayati tersebut, kenyamanan dan ketentraman serta keamanan warga pasti akan terganggu. Karena apapun itu yang namanya konflik pasti akan menimbulkan trauma, dan yang namanya konflik akan menimbulkan permasalahan panjang,” ucap Pebi.
Dan yang paling penting menurut Pebi, konflik internal keluarga tersebut jangan sampai bergeser ke konflik masyarakat Lampung secara luas.
“Yang paling penting ini jangan sampai bergeser kepada benturan kelompok masyarakat yang ada di Lampung, warga Lampung ini tidak bodoh kita tidak mau di adu domba oleh orang lain, jadi kita harus sadari itu,” tambah Pebi.
Selanjutnya yang menjadi kekhawatiran mendasar dengan adanya konflik internal di Universitas Malahayati tersebut, selain faktor keamanan dan kenyamanan mahasiswa dalam proses belajar mengajar, juga terkait nasib dan masa depan 7000 mahasiswa itu sendiri.
“Coba kita bayangkan jika konflik ini tidak segera diselesaikan, nasib 7000 mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di Universitas Malahayati itu bagaimana, jika ada dualisme pengelolaan management Universitas Malahayati, dimana ada dokumen atau administrasi yang harus ditandatangani oleh pihak management Universitas Malahayati, lantas management mana yang sah dan berhak menandatangani administrasi tersebut, ini yang kami khawatirkan.” Pungkas Pebi.
Sekedar diketahui, menurut informasi diduga akan adanya pengerahan sekelompok massa untuk menduduki Universitas Malahayati yang diduga dikerahkan oleh pihak Rusli Bintang. | (**)