influencer Astrellita Rilis Buku SENI BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI, Terinspirasi Dari Orang Yang Datang Padanya, Disitu Ketemu Kata Yang Tepat

 

Jakarta, 28 Oktober 2025, radarindonesia.com

 

Masalah kesehatan mental yang mencuat dalam beberapa tahun terakhir menjadi sorotan, begitu juga bagi Influencer Astrellita yang terkenal sebagai ahli mental health yang memberikan banyak ilmu dan ide bagi orang-orang yang datang kepadanya untuk menyelesaikan persoalan dari mental health mereka hingga ia membuat sebuah karya buku, yang baru saja diluncurkannya dengan tema “Seni Berdamai Dengan Diri Sendiri”.

 

Saat ditemui awak media Astrellita menceritakan Temuan inspirasi utama Astrellita adalah dari cerita orang-orang yang datang kepadanya dan dari situ ia menemukan kata yang tepat, yaitu bahwa semua orang bisa berdamai dengan orang lain, namun tidak bisa berdamai dengan diri sendiri.

 

“Disitulah muncul pertama kali saya menulis buku dengan judul “SENI BERDAMAI DENGAN DIRI SENDIRI’. Buku ini bersifat sebagai teman perjalanan hidup, dimana dalam bukunya terdapat tempat untuk merefleksikan diri sambil menerima diri pelan-pelan. Buku ini dibuat bukan untuk menggurui, tetapi untuk menemani”.ungkap Astrellita.

 

Proses kreatif dan pengembangan dibuku ini dilakukan sangat detail oleh Astrellita, yaitu dengan reflektif, dimana Astrellita memulai dengan cara observasi, memperhatikan setiap perkataan dan ekspresinya, bahasa tubuhnya, serta memperhatikan setiap potongan-potongan perasaan, emosi yang tidak sempat atau tidak mau untuk dikeluarkan.

 

Dan dari situ kemudian ia mengubah itu semua menjadi sebuah narasi yang mampu memeluk setiap pembaca dengan cara yang lembut, menenangkan dan perlahan menyembuhkan, dimana hal tersebut ia padukan juga dengan beberapa teknik yang ia pelajari.

 

Selain melakukan penelitian untuk isi buku ini, Astrellita juga mempunyai point paling menantang dalam penulisan buku ini.

 

“saya melakukan pengumpulan data dari mereka yang datang konseling, serta terapi kepada saya untuk membaca pola ekspresi dan bahasa yang terucap. Hal tersebut tentunya tetap dengan menjaga privasi dari orang tersebut. Setelah data itu terkumpul, kemudian saya olah menjadi sebuah tulisan yang tertuang dalam buku.” Ujar Astrellita.

 

“Yang paling menantang adalah membuat bagaimana buku ini bisa dimengerti, dipahami dengan baik oleh siapapun yang membaca dan juga bisa membuat pembaca terasa relate dengan pembahasannya dan akhirnya bisa menyembuhkan dirinya sendiri.” Tutup Astrellita.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *