Jakarta, 12 Maret 2024, radarindonesia.com
Pemilu serentak 2024 telah selesai dilaksanakan secara damai, dengan kemenangan sementara (nasional berdasar quick count) 58 persen untuk pasangan Prabowo-Gibran, sekali putaran.
Untuk DKI Jakarta, Prabowo-Gibran sukses mengungguli dua pasangan lainnya. Pasangan Anies dan Muhaimin memperoleh 2.653.762 suara atau setara 41,07%. Sedangkan pasangan Prabowo dan Gibran memperoleh 2.692.011 suara atau setara 41,67%.Sementara capres-cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memperoleh 1.115.138 suara atau setara dengan prosentase 17,26%.
Keberhasilan tersebut tentunya tak lepas dari kerja keras timses dan relawan yang tanpa lelah mensosialisasikan program, visi dan misi capres-cawapres 02 Prabowo-Gibran. Termasuk di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“Alhamdulillah, Puji Tuhan respon masyarakat sangat baik. Prabowo-Gibran tidak hanya berdasar quick count, real count pun kita sudah dapatkan, itu sudah menang mutlak di Kelapa Gading, 45 persen”, kata politikus Gerindra David Rahardja disela-sela Pembubaran Timses David Rahardja, di kawasan Kelapa Gading, Jakarta (12/3). Pembubaran Timses David Rahardja dihadiri juga oleh Haikal Hassan, buya Anas tokoh agama Kelapa Gading, Ketua rw/rt, Babinkamtibmas, tim, relawan.
“Sebelumnya hanya 20 persen. Waktu itu kalah telak dengan Banteng yang waktu itu ada pak Jokowi disana. Sekarang Prabowo-Gibran 45 persen, mengalahkan pasangan lainnya. Dan secara nasional kita bisa lihat, berdasarkan quick count kita sudah meraih 59 persen atau sekali putaran”, lanjut David.
“Harapan saya, sampai hari pelantikan nanti, tetap semua damai, semua rukun, kita kembali bergabung, Indonesia akan maju, menuju Indonesia emas 2045. Bersama, dimulai dengan Prabowo-Gibran”, ujarnya.
Hak Angket
Dikesempatan yang sama, Haikal Hassan alias babe Haikal menilai sikap capres 01 dan 03, Anies-Ganjar dan para elit parpol yang ngotot mendorong hak Angket oleh DPR untuk menyelidiki kecurangan pada Pilpres 2024, hanya menggantang asap atau sia-sia.
“Silahkan, mau hak angket mau pemakzulan silahkan. Dan itu tidak akan merubah hasil”, ucapnya.
Dia menjelaskan, “Berdasarkan Undang-undang, tanggal 20 Oktober 2024, Presiden Jokowi akan selesai masa tugasnya, gak bisa diperpanjang, diperpendek, gak bisa diapa-apain. Itu Undang-undang yang berlaku. Trus kalo hari itu nggak dilantik, nggak ada kekuasaan dong. Mungkin nggak kalo yang dilantik Amin (Anies-Muhaimin)? atau Ganjar ? Nggak mungkin. Karena mereka adalah peserta yang kalah. Yang dilantik pasti pak Prabowo. Para elit (pokitik) sudah tahu urusan ini. Tapi mereka masih terus “goyang-goyang”, biar apa ? Biar kelihatan masih kerja sampai akhir. Biar tidak mengecewakan para bohir, biar tidak mengecewakan para penyandang dana”, paparnya.
“Ada berapa sih TPS ? 820 ribu TPS. Mau bilang curang ? Curangnya berapa, 1000 TPS ? ambil semua buat Amin. 2000 ? Ambil semua buat Ganjar. 5000 TPS ? Ambil semua curangnya. Suaranya ambil semua. Tidak akan mengurangi presentae pak Prabowo. Kalo ada 8200 TPS curang semua ? Itu baru mengurangi 1 persen. Kesimpulannya, kalah ya kalah aja”, ujarnya.
Halkal pun mengajak Anies-Ganjar bisa berbesar hati melihat hasil quick count. “Quick count itu metode yang sudah diakui dunia. Kalo sekarang ini, quick count nggak dipercaya, KPU nggak dipercaya, saksi nggak dipercaya, Bawaslu nggak dipercaya, timnas, timses nggak diprcaya, lu percaya siape ? Jadi jangan bikin kisruh, akui secara jantan, kalah kalah aja, lalu dukung, Prabowo (Presiden terpilih)”, ajaknya.
“Prabowo itu orang baik. Pasti akan menghimpun semua kekuatan. Ingat waktu beliau pidato : …pak Anies, pak Ganjar adalah putera terbaik bangsa yang akan diikut sertakan dalam proses pembangunan…. Itu kalo mereka mau”, tandasnya.